Halaman

Selasa, 12 Juli 2016

Kupat Tradisi Para Wali

Setelah ummat Islam merayakan Hari raya 'Idul Fitri, ummat Islam disunnahkan berpuasa selama 6 hari di bulan syawwal. Seleai puasa syawwal inilah tradisi kupat ini dilaksanakan.
Tradisi kupatan ini sebenarnya diwariskan oleh para wali melalui Sunan Kalijaga. Istilah kupat berasal dari dua kata, "KU dan PAT"  kepanjangan dari ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Kupat sendiri terbuat dari daun kelapa yang masih muda, dalam bahasa Jawa namanya janur. Dalam istila Arab Dzan Nur, artinya yang bersinar.
Diharapkan setelah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan, bersilatirrohim ke sanak saudara untuk mengakui kesalahan, dan melakukan puasa sunnah syawwal ummat Islam menjadi lebih bertakwa dan bercahaya di hadapan Allah SWT.
Pelaksanaan kupatan tiap daerah beragam caranya. Ada yang setiap rumah membuat ketupat dan dibagikan rata ke tetangga, ada pula yang satu kampung membuat ketupat dan dinikmati bersama di masjid atau mushollah dan lain sebagainya.
Adapun pelaksanaan Kupatan di Kepuh kiriman kali ini adalah diawali dengan khotmil qur'an sejak selesai sholat subuh sampai ba'da maghrib, dan dilanjutkan dengan makan kupat dan lepet bersama-sama.
Menyimak
Menikmati kupat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar