Halaman

Senin, 28 November 2016

Penggunaan kata "Jazaakallah" dan "Jazaakillah"

Seringkali kita mendengar orang mengatakan Jazaakallah atau Jazaakillah sebagai ungkapan terima kasih atas sesuatu yang telah kita berikan. Baik berupa barang maupun jasa.

Yang menjadi pertanyaan manakah yang benar dari kedua kata tersebut?
Jazakallah atau Jazakilla?

Keduanya benar, namun penggunaannya berbeda.

Jazakallah digunakan untuk mengungkapkan terima kasih kepada orang laki-laki (Khitobnya Mudzakkar). Sedangkan Jazakillah digunakan untuk mengungkapkan terima kasih kepada orang perempuan (Khitobnya muannats).

Semoga bermanfaat dan kita tidak salah dalam mengungkapkan sesuatu.

Bid'ah


عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Terjemah hadits:

Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya, maka dia tertolak. (H. R. Bukhori dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1. Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.

2. Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.

3. Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah SAW telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.

4. Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.